Fakta dan Data

  • Berdasarkan survei Towers Watson 2011 Global Medical Trends, biaya kesehatan di Indonesia mengalami kenaikan antara 10-14 persen setiap tahun selama tiga tahun terakhir, penyebabnya adalah:

    a. Meningkatnya biaya pemeriksaan medis berteknologi tinggi atau alat kesehatan yang kian canggih (65%)

    b. Pengobatan yang diberikan kepada pasien terlalu berlebihan (56%)

    c. Motif untuk mencari keuntungan dari penyedia sarana kesehatan (29%)

    d. Lemahnya kontrol terhadap biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan sarana kesehatan (19%)

  • Perencana keuangan Shildt Financial Planning, Risza Bambang menyatakan, setidaknya ada beberapa risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan ini.

    Pertama, risiko kematian suami atau istri yang bisa berdampak negatif secara finansial bagi anak. Terutama menyangkut kelangsungan hidup mereka, maupun untuk mewujudkan keinginannya.

    Kedua, risiko sakit, kecelakaan, cacat tetap, hingga terserang penyakit kritis, yang mungkin terjadi kepada suami atau istri. Kondisi ini secara fmansial bisa menggerus dana atau pendapatan keluarga. Maklum, biaya pengobatan dan perawatan terhitung cukup mahal.

    Tak hanya itu, risiko ini juga langsung berdampak terhadap terganggunya penghasilan keluarga lantaran suami atau istri tidak bisa bekerja lagi dengan normal. Efek lanjutannya, masa depan anak dan kelangsungan hidup keluarga terganggu.

    Ketiga, risiko kehilangan pekerjaan karena faktor internal, seperti kinerja si suami atau istri. Risiko ini juga bisa akibat faktor eksternal, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) karena terjadinya krisis ekonomi atau perusahaan bangkrut. Kondisi ini pasti akan mengganggu rencana keluarga untuk membeli rumah dan mewujudkan impian lain.

    Keempat, risiko kehilangan atau kerusakan barang berharga yang dimiliki. Misalnya rumah, motor atau mobil.

    Kelima, risiko kematian orangtua, atau kakek dan nenek dari anak kita. Kondisi ini berpotensi mengganggu stabilitas perawatan anak selama bekerja.

    Keenam, risiko kenaikan sewa rumah sehingga akan menambah biaya pengeluaran rumahtangga.

    Ketujuh, risiko tidak terkontrolnya pengeluaran untuk aktivitas sosial, rekreasi, hiburan dan liburan. Kondisi ini membuat Anda dan keluarga kehilangan peluang melakukan investasi untuk meningkatkan penghasilan dan aset. (Syamsul Ashar, Tedy Gumilar/Kontan)

  • Setiap 1.000 orang Indonesia, 8 orang diantaranya terkena stroke. Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, dengan proporsi 15,4 persen. Setiap 7 orang yang meninggal di Indonesia, 1 di antaranya karena stroke. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

  • Kematian akibat penyakit tidak menular meningkat menjadi 59,5 persen pada 2007, dari sebelumnya 41,7 persen pada 1995. (Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, 2011).

  • 10 penyebab kematian di Indonesia menurut survei World Health Organization (2002) adalah jantung koroner, tuberkolosis, kelainan pembuluh darah, penyakit pernapasan, penyakit bayi baru lahir, penyakit paru-paru, kecelakaan lalu-lintas, diabetes mellitus, darah tinggi, diare.

  • Rata-rata pendapatan keluarga yang disisihkan untuk menabung hanya 18 persen, sedangkan untuk asuransi hanya 10 persen. Padahal, biaya pengobatan tiap tahunnya terus meningkat. (AIA Financial protection gap survey bekerja sama dengan MarkPlus Insight, 2011).

  • Kesenjangan proteksi kematian di Indonesia meningkat rata-rata 11 persen per tahun (Swiss Re Mortality Protection Gap: Asia-Pacific 2011).

  • Jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia hingga saat ini mencapai 63 juta. Terdiri dari 10 juta pemegang polis individu dan 53 juta pemilik polis gabungan. (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) 2012).

Leave a comment