Merencanakan Masa Pensiun

Bekerja, membanting tulang seumur hidup siapa yang mau? Ada saat dimana kita sebagai manusis sudah tidak mampu bekerja, memasuki masa pensiun, menikmati hasil jerih payah selama ini. Umumnya yang berlaku di masyarakat pada usia 65-70 adalah masa pensiun. Entah perusahaan tempat bekerja mempensiunkan Anda atau memang Anda sendiri yang memilih pensiun di usia tersebut. Bagi Anda seorang Ayah atau Ibu yang ingin menikmati hidup dengan sukses, bagi Anda seorang Anak yang inin membahagiakan orang tua, semoga ulasan sederhana dari penulis dapat membantu.

Menikmati hasil jerih payah selama ini adalah dambaan setiap orang, yang paling utama adalah tentukan dari sekarang ingin menikmati pensiun seperti apa? Contoh: membangun villa di pegunungan, berlibur keliling dunia, atau mungkin merawat cucu, pergi ke pusat keagamaan (seperti holy land atau umroh). Apapun itu rencanakan dengan baik sehingga dapat benar-benar tercapai.

Setelah cara atau bentuk menikmati masa pensiun telah ditemukan. Perhitungkan cicilan Anda. Entah dalam bentuk KPR, atau cicilan yang lain. Perusahaan pemberi kredit seperti bank ada standar usia maksimum cicilan. Maksudnya adalah ketika mengambil cicilan harus usai tidak lebih pada usia 65 tahun. Itu adalah usia pensiun yang berlaku umum. Jangan sampai pada saat usia pensiun anda masih ada cicilan sehingga cicilan akan jatuh ke tangan Anak tertua Anda. Bukan kebahagiaan yang Anda berikan pada keturunan, tapi utang. Sungguh tragis bukan?

Setelah memperhitungkan berbagai faktor di atas maka langkah selanjutnya adalah perhitungkan berapa biaya yang dibutuhkan. Apakah 50 juta pertahun untuk keliling dunia, apakah 100 juta pertahun untuk merawat cucu atau berapa terserah Anda. Yang penting tahu budgetnya, sehingga ada gambaran berapa dana yang musti disiapkan dan waktu untuk mencapainya. Contoh Anda berusia 40 tahun, berencana pensiun di usia 65 tahun dengan berkeliling dunia dengan budget 20 juta pertahun. Maka Anda punya waktu 25 tahun untuk mencapai 20 pertahun untuk berliling dunia sesering mungkin.

Tentukan dengan apa Anda akan mencapainya. Sebagai contoh dengan investasi emas batangan atau perhiasan, properti, saham, atau mungkin unit link. Kenapa unit link? Temukan jawabannya oleh pakar keuangan dengan klik disini. Kebanyakan dari orang yang memasuki usia pensiun sudah tidak mau dipusingkan dengan urusan keuangan, hitung-hitungan yang rumit dan lain sebagainya. Unit link menggunakan perusahaan investasi khusus dengan fund manager khusus. Sehingga “Anda tahu beres”, bebas pikiran kapan harus jual, beli, putas sana sini dan lain sebagainya. Pilih unit link yang memiliki jangka waktu panjang dengan pertumbuhan seimbang dengan resiko. Sebagai contoh Rupiah Fixed Income Fund (RFF) , yang dalam jangka panjang akan selalu positif. Namun bila Anda suka yang lebih menantang gunakan Rupiah Equity Fund (REF). Pilihan ditangan Anda, ketahui apa saja pilihan unit link beserta penjelasan lengkap dengan klik link ini.

Pada link di atas Anda dapat mengetahui latar belakang perusahaan, kinerja investasi mulai dari perhari, perminggu, perbulan, triwulan, enam bulan, satu tahunan, per tiga tahun, dan lima tahun. Gunakan fasilitas khusus untuk menghitung berapa nilai investasi Anda dengan klik disini.

Lalu apakah pilihan investasi yang lain tidak menguntungkan? Penulis katakan tidak. Pelajari baik-baik pergerakan harga, faktor penggerak harga, kondisi ekonomi makro negara kita. Sebagai contoh banyak orang mengatakan emas itu menguntungkan. Apakah betul? Emas adalah faktor hedging, atau lindung nilai layaknya asuransi. Negara yang menentukan naik turunnya emas adalah amerika, dari segi komoditas adalah minyak bumi. Ketika keadaan ekonomi amerika membaik atau sedikit aja ada sentimen positif masyarakat internasional akan banyak memburu US$. Kenapa demikian, uang adalah bentuk paling likuid dari nilai tukar. Langsung dapat digunakan, jika menggunakan emas maka harus ada proses pencarian dana dan sebagainya.

Isilah form dibawah ini bila Anda ingin bertanya lebih lanjut soal unit link dan investasi.

Leave a comment